Jala Indra

"Bayangkan sebuah jaring laba-laba multidimensi di pagi hari tertutup dengan tetesan embun. Dan setiap tetes embun mengandung pantulan dari seluruh tetes embun lainnya. Dan, dalam setiap tetes embun yang dipantulkan, pantulan dari seluruh tetes embun lainnya terdapat dalam pantulan itu. Dan begitu seterusnya. Ini merupakan konsepsi Buddhis tentang alam semesta dalam sebuah citra." –Alan Watts[1]

Jala Indra atau Jaring Indra (juga disebut Permata Indra atau Mutiara Indra) adalah sebuah metafora yang digunakan untuk menggambarkan konsep kekosongan, sebab-musabab yang saling bergantungan, dan saling penembusan dalam filsafat Buddha.[2] Dalam bahasa Sanskerta, Jala Indra dikenal dengan nama Indra-jāla.[3]

Metafora ini berasal dari Sutra Avatamsaka, sutra Buddhis Mahāyāna, yang menggambarkan jaring luas yang membentang tak terbatas melintasi ruang dalam segala arah. Setiap persimpangan dalam jaring luas ini memiliki sebuah permata yang berkilau, yang memantulkan kilau setiap permata lainnya serta jaring secara keseluruhan. Metafora ini menggambarkan ajaran mengenai totalitas, yang menyatakan bahwa sifat seluruh alam semesta terkandung dalam setiap partikel.[4]

  1. ^ Technobiophilia: Nature and Cyberspace. Bloomsbury. 2013. hlm. 137. ISBN 978-1-84966-039-6. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  2. ^ Karen Johnson (2018). The Jeweled Path: The Biography of the Diamond Approach to Inner Realization. Shambhala Publications, Inc. hlm. 323. ISBN 9781611804355. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  3. ^ Peter N. Gregory, ed. (1987). Sudden and Gradual: Approaches to Enlightenment in Chinese Thought. University of Hawaii Press. hlm. 36. ISBN 81-208-0819-3. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  4. ^ Dosung Moojin Yoo (2013). Thunderous Silence: A Formula for Ending Suffering: A Practical Guide to the Heart Sutra. Boston: Wisdom Publications. hlm. 244. ISBN 9781614290537. Diakses tanggal 21 April 2020. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search